Takalar 25 Mei 2025– Dalam rangka memperingati Hari Kebangkitan Nasional ke-117, Dewan Pengurus Cabang (DPC) Ikatan Alumni Universitas Negeri Makassar (IKA UNM) Kabupaten Takalar bekerja sama dengan Yayasan Global Panrita—yang menaungi Institut Teknologi Pertanian (ITP) Takalar, SDIT dan SMPIT Global Cendekia—menggelar Workshop 32 Jam Pelajaran Digital Learning, Minggu (25/5/2025), bertempat di kampus ITP Takalar, Desa Tamasaju, Kecamatan Galesong Utara.Dengan mengusung tema “Membangun Pembelajaran Digital lewat Coding, Video, Animasi, dan Website”, kegiatan ini menghadirkan peserta dari berbagai tingkatan pendidikan, mulai dari guru dan kepala sekolah TK, SD, SMP, SMA hingga SMK dari Takalar, Gowa, Jeneponto, hingga Makassar.Ketua DPC IKA UNM Takalar sekaligus Ketua Yayasan Global Panrita, Muhammad Nurdin, S.Pd., M.Pd., dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk komitmen IKA UNM dalam mendukung transformasi pendidikan digital, sekaligus menjawab tantangan Kurikulum Merdeka yang menekankan pada kreativitas, inovasi, dan penguasaan teknologi.“Era kebangkitan saat ini bukan hanya kebangkitan fisik, tetapi kebangkitan digital. Guru-guru harus menjadi agen perubahan dan penggerak teknologi di sekolah. Melalui coding, pembuatan animasi, dan website, kita tidak hanya membekali siswa dengan keterampilan masa depan, tapi juga membangun karakter inovatif dan adaptif,” ujar Nurdin.Kegiatan ini secara resmi
Dibuka oleh Sekretaris Jenderal PP IKA UNM, Dr. Muhammad Daud, M.Si. yang menyampaikan pesan dari Ketua Umum PP IKA UNM, Prof. Dr. Drs. H.A.M. Nurdin Halid, yang berhalangan hadir. Dalam sambutannya, Prof. Nurdin Halid menyampaikan apresiasi yang tinggi terhadap pelaksanaan workshop ini dan menegaskan bahwa kegiatan serupa akan didorong untuk dilaksanakan di kabupaten lainnya di Sulawesi Selatan.“Kami melihat ini sebagai model kolaborasi alumni yang produktif. Transformasi pendidikan butuh sinergi alumni, lembaga pendidikan, dan masyarakat. Karena itu, kegiatan seperti ini harus menjadi gerakan bersama,” ungkapnya dalam pesan tertulis.Workshop ini menghadirkan dua narasumber utama. Materi pertama dibawakan oleh Berlin Cipta Pratama, seorang praktisi teknologi pendidikan yang membahas “Pengenalan Coding sebagai Mata Pelajaran Baru”. Dalam paparannya, Berlin menekankan pentingnya penguasaan dasar-dasar coding bagi guru sebagai bekal menghadapi implementasi mata pelajaran baru “Coding dan Informatika” yang akan diberlakukan secara nasional pada tahun pelajaran 2025/2026.“Coding bukan hanya tentang pemrograman, tapi logika berpikir, pemecahan masalah, dan kreativitas. Anak-anak kita harus siap menyambut dunia yang serba otomatis dan berbasis kecerdasan buatan,” jelasnya.Materi kedua disampaikan oleh Mukhlis Al Faruq, Founder komunitas Pangkalang Guru Anti Gaptek Nusantara (Pangrangnuanta) dan Sekretaris DPC IKA UNM Takalar. Mukhlis membawakan topik tentang pembuatan website sekolah, video pembelajaran, dan animasi edukatif. Ia membimbing peserta secara langsung membuat tampilan sederhana website menyusun video presentasi serta membuat animasi interaktif dengan teknologi AI untuk pembelajaran yang menarik.“Tujuannya agar guru tidak sekadar menjadi konsumen teknologi, tapi juga produsen konten digital yang menarik dan kontekstual sesuai kebutuhan siswa,” ujarnya.
Reporter: Mukhlis
Para peserta terlihat antusias mengikuti setiap sesi. Mereka bahkan mengusulkan agar pelatihan serupa diadakan secara berkala, khususnya dalam format berjenjang agar keterampilan digital mereka bisa terus ditingkatkan.“Saya sangat terbantu dengan materi ini. Dulu membuat video terasa sulit, sekarang saya merasa bisa mulai membuat media pembelajaran sendiri,” ujar Istawakkal, salah satu guru SMK asal TakalarKegiatan ini menjadi momentum nyata bahwa kolaborasi alumni dan institusi pendidikan dapat mendorong lompatan dalam pengembangan kapasitas guru menghadapi era digitalisasi pendidikan.
Dokumentasi: Tim Media IKA UNM Takalar